PT Kimia Farma Tbk (KAEF), perusahaan farmasi terkemuka, mengalami kinerja yang mengecewakan selama kuartal III tahun ini. Rugi yang dialami mencapai Rp 421,8 miliar, meningkat 137,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Meskipun penjualan bersih KAEF naik tipis menjadi Rp 7,86 triliun, namun beban pokok penjualan yang meningkat hingga Rp 5,51 triliun membuat laba kotor turun 16,37% menjadi Rp 2,35 triliun.
Beban usaha yang turun menjadi Rp 2,65 triliun, pendapatan lain-lain yang menurun menjadi Rp 107,8 miliar, dan selisih kurs yang naik menjadi Rp 3,53 miliar, membuat laba usaha per September turun menjadi Rp 197,5 miliar dari Rp 240 miliar. Kemudian, setelah dikurangi beban keuangan sebesar Rp 442,2 miliar dan penghasilan keuangan yang turun menjadi Rp 6,09 miliar, rugi sebelum pajak melonjak menjadi Rp 633,6 miliar.
Setelah dikurangi pajak-pajak lainnya, rugi tahun berjalan KAEF menjadi Rp 550,8 miliar, meningkat drastis dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa KAEF perlu melakukan langkah-langkah strategis untuk memperbaiki kinerja keuangan mereka.
Meskipun demikian, sebagai perusahaan besar dan terpercaya, KAEF memiliki potensi untuk bangkit dari situasi sulit ini. Dengan strategi yang tepat dan manajemen yang efektif, mereka dapat mengatasi tantangan yang dihadapi dan kembali ke jalur yang menguntungkan. Semoga KAEF dapat segera pulih dan kembali meraih kesuksesan seperti sebelumnya.