Tiongkok dan Indonesia berkomitmen untuk terus mendorong transformasi ke industri hijau di sektor semen dan pelabuhan. Tiongkok telah membangun pembangkit listrik tenaga surya sebagai langkah nyata dalam mendukung transisi energi global. Menurut Zhang Qiang, Wakil Direktur Jenderal Center For International Economic and Technological Cooperation, Kementerian Industri dan Teknologi Tiongkok, upaya ini juga dilakukan melalui kemitraan dengan Korea, Jepang, United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), dan Bank Dunia untuk menciptakan ekosistem industri yang ramah lingkungan.
Zhang menyatakan bahwa Tiongkok sedang bekerja sama dengan Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dalam industri semen. Dia berharap pertukaran informasi dan kerja sama antara kedua negara dapat terus ditingkatkan. Saat ini, kapasitas terpasang industri semen Tiongkok mencapai 1,47 miliar ton per tahun, dengan kemampuan produksi klinker hingga 8.000 ton per hari.
Dengan adanya upaya ini, diharapkan kedua negara dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam mempercepat transisi ke industri hijau. Melalui inovasi dan kerja sama yang kuat, Tiongkok dan Indonesia dapat menciptakan lingkungan bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Kedua negara juga memiliki potensi besar untuk mengembangkan teknologi hijau dan berkolaborasi dalam proyek-proyek infrastruktur yang berkelanjutan. Dengan dukungan dari lembaga internasional dan pemerintah, Tiongkok dan Indonesia dapat menciptakan solusi yang inovatif dan efisien dalam mengurangi emisi karbon dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
Melalui kerja sama yang erat dan komitmen yang kuat, Tiongkok dan Indonesia dapat mencapai tujuan bersama dalam mendukung transformasi ke industri hijau. Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang berkelanjutan dan teknologi ramah lingkungan, kedua negara dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.