Jauh Lebih Canggih! Chip Otak yang Lebih Unggul dari Punya Elon Musk

Elon Musk menciptakan sensasi saat memperkenalkan proyek implan chip ke otak manusia melalui startup Neuralink miliknya. Namun, rupanya tidak hanya Neuralink yang memiliki visi tersebut. Ada banyak startup implan chip ke otak manusia yang tersedia saat ini, bahkan beberapa di antaranya lebih canggih daripada Neuralink.

Salah satunya adalah startup neuroteknologi, Synchron, yang baru-baru ini mengumumkan keberhasilannya dalam melakukan implan otak dan menghubungkannya ke headset Vision Pro Apple. Sekarang, pasien dengan keterbatasan mobilitas fisik dapat mengendalikan perangkat tersebut hanya dengan menggunakan pikiran mereka. Perusahaan chip otak ini sedang membangun antarmuka otak-komputer (BCI) yang dirancang untuk membantu pasien lumpuh mengoperasikan teknologi seperti smartphone dan komputer hanya dengan pikiran mereka.

Synchron telah berhasil menanamkan BCI pada enam pasien di AS dan empat pasien di Australia. Namun, mereka masih perlu persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS untuk mengomersialkan teknologinya secara lebih luas. Apple merilis Vision Pro awal tahun ini, dan pengguna biasanya mengendalikan perangkat tersebut dengan gerakan mata, perintah suara, dan gerakan tangan. Sedangkan Synchron berusaha membuat agar perangkat tersebut dapat diakses oleh orang yang tidak dapat berbicara atau menggerakkan anggota tubuh bagian atas mereka.

CEO Synchron, Thomas Oxley, mengatakan bahwa menurutnya platform aksesibilitas iOS Apple adalah yang terbaik di kelasnya, itulah sebabnya perusahaan tersebut awalnya berfokus untuk membantu pasien mengendalikan perangkat dalam ekosistem Apple. Ia juga menyatakan bahwa kemungkinan Synchron akan menghubungkan BCI-nya ke headset lain, tetapi akan dimulai dengan Vision Pro. “Saya pikir BCI berada pada posisi yang sangat tepat untuk memberikan nilai tambah yang besar sebagai integrasi sinergis ke dalam ekosistem Apple,” kata Oxley.

Synchron merupakan bagian dari industri BCI yang semakin kompetitif, dan perusahaan tersebut mengklaim bahwa mereka adalah yang pertama menghubungkan sistem mereka ke Vision Pro milik Apple. Perusahaan lain seperti Paradromics, Precision Neuroscience, Blackrock Neurotech, dan Neuralink milik Elon Musk juga tengah mengembangkan sistem BCI, meskipun desain dan ambisi mereka berbeda-beda.

BCI milik Synchron dimasukkan melalui vena jugularis pasien, sehingga tidak diperlukan operasi otak terbuka. BCI tersebut dikirim ke pembuluh darah yang berada di permukaan korteks motorik otak. Perangkat seperti stent tersebut dihubungkan ke antena yang berada di bawah kulit di dada. Antena tersebut mengumpulkan data otak mentah dan mengirimkannya ke perangkat eksternal.

Selain itu, Blackrock Neurotech juga sedang mengembangkan chip otak yang memungkinkan manusia bisa mendadak bisa berkomunikasi. Teknologi implan otak text-to-speech memungkinkan pasien lumpuh bisa kembali berbicara. Para peneliti Blackrock Neurotech menanamkan empat rangkaian mikroelektroda yang mampu mencatat aktivitas saraf di area otak terkait bahasa dan ucapan.

Penelitian menggunakan 256 elektroda intrakortikal, yang lebih banyak dari target penelitian sebelumnya. Software decoder mempelajari kata langkah dan dilatih dengan cepat serta melakukan kalibrasi ulang secara online. Hasilnya pada hari kedua, pasien bisa berkomunikasi dengan 125 ribu kata. Semua kata yang ingin diucapkan diterjemahkan dalam layar, yang lalu disuarakan pada perangkat lunak text-to-speech.

“Saya senang bisa berbicara lagi dengan teman dan keluarga saya,” ucap pasien dalam transkrip. Dia juga menceritakan bagaimana teknologi ini berdampak pada komunikasinya bersama anak perempuannya. Sejak lima tahun terakhir, anaknya tidak ingat suara ayahnya. “Awalnya dia cukup pemalu, namun sekarang sangat bangga karena ayahnya adalah robot,” ungkapnya.

Dengan perkembangan teknologi implan otak ini, tampaknya masa depan komunikasi manusia akan semakin canggih dan memungkinkan bagi mereka yang sebelumnya tidak dapat berkomunikasi dengan cara konvensional untuk kembali terlibat dalam interaksi sosial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *