Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Wayan Toni Supriyanto, berjanji untuk meningkatkan kecepatan internet fixed broadband di Indonesia menjadi minimal 100 Mbps dengan harga yang terjangkau. Untuk mencapai tujuan tersebut, Komdigi akan mengadakan lelang frekuensi 1,4 GHz pada kuartal pertama tahun 2025. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan koneksi internet di tanah air.
Menurut data dari Speedtest Global Index yang dirilis oleh Ookla hingga Desember 2024, kecepatan internet fixed broadband di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Indonesia menempati peringkat kesembilan di kawasan ASEAN dengan kecepatan unduh rata-rata sebesar 32,07 Mbps.
Berikut adalah perbandingan kecepatan unduh internet fixed broadband di beberapa negara Asia Tenggara pada Desember 2024:
- Singapura (330,98 Mbps)
- Thailand (235,86 Mbps)
- Vietnam (159,32 Mbps)
- Malaysia (118,63 Mbps)
- Filipina (93,76 Mbps)
- Brunei Darussalam (76,60 Mbps)
- Kamboja (46,14 Mbps)
- Laos (40,06 Mbps)
- Indonesia (32,07 Mbps)
- Myanmar (28,94 Mbps)
Data ini menunjukkan bahwa meskipun Indonesia telah mengalami peningkatan kecepatan internet, masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara tetangga di Asia Tenggara. Dengan komitmen dari Komdigi, diharapkan kecepatan internet fixed broadband di Indonesia dapat segera meningkat dan bersaing dengan negara-negara lainnya.
Semoga dengan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah, masyarakat Indonesia dapat menikmati akses internet yang lebih cepat dan terjangkau. Mari kita dukung upaya untuk meningkatkan infrastruktur digital demi kemajuan bangsa. Ayo kita bersama-sama menuju Indonesia yang lebih modern dan terhubung!