Tanzania dan Pertamina Bakal Ciptakan Peluang Baru di Sektor Hulu Migas

Jadi, ternyata banyak negara di Afrika yang lagi kepincut untuk bekerja sama dengan Indonesia di sektor energi, khususnya minyak dan gas. Salah satunya adalah Tanzania yang baru-baru ini menjalin kerjasama dengan PT Pertamina melalui anak perusahaannya, PT Pertamina Internasional EP (PIEP).

Kerja sama ini diresmikan lewat sebuah MoU yang ditandatangani oleh Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, dan Managing Director TPDC pada Kamis, 22 Agustus lalu. MoU ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi di sektor migas dan memperpanjang durasi kerja sama untuk setahun ke depan.

Selain itu, Pertamina dan TPDC sudah melaksanakan beberapa kegiatan, seperti capability building batch 1 dan evaluasi blok hulu. Namun, masih ada peluang untuk kolaborasi lebih lanjut, baik di sektor upstream dan downstream, serta batch 2 dari capability building.

Di pertemuan Indonesia-Africa Forum yang berlangsung di Bali pada 3 September 2024, dilakukan pertukaran dokumen sebagai bagian dari perpanjangan MoU. Dalam acara ini, hadir banyak tokoh penting, termasuk Board Chairman TPDC, Ambassador Ombeni Sefue, dan beberapa pejabat lainnya.

MoU ini mencakup berbagai program, mulai dari pertukaran pengetahuan, peningkatan kapasitas, hingga penelitian bersama untuk menerapkan praktik energi berkelanjutan. Kedua pihak juga sedang menjajaki kemungkinan kemitraan investasi yang lebih dalam.

Menurut Arya Dwi Paramita dari Pertamina, kerjasama ini diharapkan bisa memperkuat jaringan energi di kedua belah pihak. Sebelumnya, Pertamina dan TPDC sudah mengevaluasi dua blok migas di Tanzania, yaitu West Songo-Songo dan North Mnazi Bay, dan mereka masih mencari peluang di sektor non-hulu.

Fadjar Djoko Santoso dari Pertamina menyebutkan bahwa jejak Pertamina di Afrika sudah dimulai sejak 2013, dan kerja sama ini menunjukkan komitmen Pertamina untuk berkembang bersama negara-negara Afrika.

PHE, sebagai bagian dari Pertamina, berkomitmen untuk mengikuti prinsip-prinsip investasi berkelanjutan dan ESG (Environmental, Social, and Governance). Mereka juga sudah terdaftar dalam United Nations Global Compact sejak Juni 2022 dan menerapkan sistem manajemen anti-penyuapan yang terstandarisasi ISO 37001:2016.

Pertamina, sebagai pelopor dalam transisi energi, berkomitmen untuk mendukung target Net Zero Emission 2060 dan berkontribusi pada Sustainable Development Goals (SDGs) dengan penerapan ESG di seluruh lini bisnisnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *