Mantan Bos Google Ungkap Alasan Mengapa WFH Bisa Membuat Perusahaan Kalah Saing dalam Dunia AI

Eric Schmidt, mantan CEO Google, baru-baru ini membuat pernyataan yang cukup kontroversial. Saat memberikan kuliah umum di Universitas Standford, Schmidt mengungkapkan bahwa work from home (WFH) telah membuat Google kalah dalam perlombaan kecerdasan buatan (AI). Pernyataan tersebut diucapkan setelah profesor Erik Brynjolfsson menyebut Anthropic sebagai perusahaan dengan model AI terbaik bulan Juli lalu, menurut peringkat dari perusahaan pengevaluasi AI, Galileo.

Brynjolfsson bertanya kepada Schmidt mengapa Google “kalah” dalam persaingan AI tersebut. Schmidt menjawab, “Google memilih untuk menyeimbangkan kehidupan kerja dan pulang ke rumah lebih awal, serta WFH lebih penting daripada meraih kemenangan.” Dia juga menambahkan, “Alasan mengapa startup bisa berhasil adalah karena orang-orang di dalamnya bekerja sangat keras.”

Pernyataan Schmidt ini kemudian memicu kontroversi setelah potongan videonya diunggah ke platform mikroblogging X (dulu Twitter). Banyak pengguna X merasa bahwa Schmidt seharusnya tidak menyalahkan karyawan apabila mereka “kalah” dalam persaingan AI. Salah satu pengguna dengan handle @rambalinwreck berkomentar, “Oh ya. Memang salah karyawan. Bukan manajemen yang seharusnya bertanggung jawab untuk mengatur proyek dan pekerja. Seperti penghindaran.”

Sementara itu, pengguna lain dengan handle @LainieEKC mengatakan, “Saat saya WFH, saya bekerja dua kali lipat lebih lama dibanding di kantor! Pemimpin malas yang tidak kompeten yang sebenarnya membuat produktivitas menurun! Mengatur karyawan WFH memang tidak mudah, tapi sepadan.”

Schmidt menyadari bahwa pernyataannya menimbulkan kontroversi dan segera mengakui kesalahannya. Dia mengirimkan email kepada Wall Street Journal, mengatakan bahwa dia salah bicara tentang Google dan jam kerja mereka. Video kuliahnya di Universitas Standford sebelumnya diunggah ke kanal YouTube Standford of Engineering, namun kini sudah dihapus atas permintaan Schmidt setelah pernyataannya ramai diperbincangkan.

Serikat kerja karyawan Google dan anak perusahaan Alphabet, yaitu Alphabet Workers Union, menentang pernyataan Schmidt. Mereka berpendapat bahwa opsi bekerja secara fleksibel bukanlah alasan dari penurunan produktivitas perusahaan. Mereka menulis di X, “Kekurangan karyawan, perubahan prioritas, PHK terus-menerus, upah yang stagnan, dan kurangnya tindak lanjut manajemen terhadap proyek, faktor-faktor ini lah yang sebenarnya memperlambat pekerja Google setiap hari.”

Dalam menghadapi kontroversi ini, Schmidt mengakui kesalahannya dan berjanji untuk lebih berhati-hati dalam memberikan pernyataan di masa depan. Semoga ke depannya, Google dapat menemukan solusi yang tepat untuk meningkatkan produktivitas tanpa harus mengorbankan keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi karyawan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *