OpenAI kini jadi sorotan setelah insiden di mana tim teknisinya secara tidak sengaja menghapus bukti penting terkait gugatan hukum yang diajukan oleh The New York Times dan beberapa penerbit besar lainnya. Gugatan tersebut menuduh OpenAI menggunakan artikel berhak cipta secara ilegal untuk melatih model AI mereka.
Menurut dokumen pengadilan yang diajukan pada Rabu (20/11), kesalahan ini menyebabkan data yang hilang menjadi tidak lengkap dan tidak dapat diandalkan, yang menghambat upaya untuk melacak bagaimana artikel berita itu digunakan.
Gugatan yang diajukan pada Desember 2023 ini menuduh OpenAI, bersama mitranya Microsoft, membangun teknologi AI mereka dengan “menyalin dan menggunakan jutaan artikel” tanpa izin. Akibatnya, perusahaan media seperti The New York Times merasa konten mereka kini justru bersaing langsung dengan alat AI tersebut. Gugatan ini bahkan menuntut ganti rugi hingga miliaran dolar.
Tim hukum The New York Times sudah menghabiskan lebih dari 150 jam untuk memeriksa data pelatihan OpenAI demi menemukan bukti pelanggaran. Namun, OpenAI mengakui bahwa sebagian besar data itu hilang karena apa yang mereka sebut sebagai “gangguan teknis.” Meskipun tidak ada indikasi kesengajaan, pengacara The New York Times menyatakan bahwa hilangnya bukti ini jadi hambatan besar bagi proses hukum mereka. Upaya OpenAI untuk memulihkan data menghasilkan informasi yang tidak memadai dan tidak bisa dijadikan bukti yang sah.
The New York Times telah menghabiskan lebih dari $1 juta untuk membiayai gugatan ini, jumlah yang tentu saja tidak bisa ditanggung oleh semua penerbit. Di sisi lain, OpenAI telah menjalin kesepakatan dengan beberapa perusahaan media besar lainnya, seperti Axel Springer dan Vox Media, menunjukkan bahwa banyak penerbit memilih untuk berkompromi daripada menghadapi pertempuran hukum yang mahal dan memakan waktu.
Kasus ini jadi ujian besar bagi dunia AI dan hak cipta. Kalau gugatan The New York Times berhasil, ini bisa menciptakan preseden yang memengaruhi bagaimana data berhak cipta digunakan untuk melatih model AI di masa depan.
Dalam pernyataan kepada The Verge, juru bicara OpenAI, Jason Deutrom, membantah tuduhan yang diajukan The New York Times dan mengatakan mereka akan mengajukan tanggapan resmi ke pengadilan. Namun, pihak The New York Times menolak memberi komentar terkait insiden ini.
Hilangnya bukti penting dalam kasus ini jelas merugikan pihak penggugat dan memunculkan pertanyaan besar tentang transparansi dan integritas dalam proses hukum. Kasus ini menunjukkan bagaimana pertempuran antara inovasi teknologi dan hak cipta kini semakin sengit, dengan taruhannya yang sangat besar bagi kedua belah pihak.