Ini Penyebab Utama Sepinya Perdagangan Karbon di Tanah Air

Perdagangan karbon merupakan salah satu strategi yang digunakan pemerintah untuk mengurangi emisi karbon. Namun, di Indonesia, perdagangan karbon masih menghadapi berbagai tantangan. Menurut Direktur Kepatuhan BRI, Achmad Solichin Lutfiyanto, pasar karbon di Indonesia belum cukup likuid karena keterbatasan pasokan dan permintaan.

Menurut Achmad, sebagian besar transaksi di bursa karbon dilakukan oleh sektor perbankan. Namun, emisi yang dihasilkan oleh sektor perbankan tidak begitu besar dan bisa ditekan melalui penerapan ESG di kantor mereka. Untuk menarik lebih banyak pelaku pasar, perlu melibatkan perusahaan-perusahaan yang menghasilkan emisi karbon tinggi.

Achmad juga menekankan pentingnya literasi dan ajakan dari pihak terkait untuk mendorong perusahaan-perusahaan besar yang mengeluarkan emisi karbon untuk melakukan transaksi di bursa karbon. Hal ini akan membantu meningkatkan likuiditas pasar karbon di Indonesia.

Dalam upaya untuk meningkatkan partisipasi perusahaan-perusahaan besar dalam perdagangan karbon, perlu adanya pendekatan yang tepat dan edukasi yang intensif. Achmad berpendapat bahwa perusahaan-perusahaan tersebut perlu didorong untuk membeli kuota karbon sebagai bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan mereka.

Dengan demikian, pasar karbon di Indonesia dapat menjadi lebih likuid dan efektif dalam menekan emisi karbon. Diperlukan kerjasama antara pemerintah, perusahaan, dan lembaga keuangan untuk menciptakan pasar karbon yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi lingkungan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *