Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) 2020—2024 Satya Yudha baru-baru ini menyatakan, rencana PT Pertamina (Persero) mengakuisisi perusahaan di Brazil akan membantu Indonesia dalam meningkatkan ketersediaan etanol untuk memproduksi bahan bakar bioetanol. Langkah ini dipandang sebagai langkah strategis untuk meningkatkan ketahanan energi Indonesia dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Satya menekankan dilema yang selama ini ada terkait penggunaan etanol, apakah harus diprioritaskan untuk keperluan pangan atau energi.
Pertamina mengumumkan tengah melakukan kajian terhadap rencana akuisisi perusahaan di Brasil yang akan menjadi pemasok gula dan etanol. Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menyebutkan rencana akuisisi tersebut akan dilakukan oleh subholding PT Pertamina New.
Akuisisi perusahaan di Brazil oleh PT Pertamina (Persero) diperkirakan akan membawa beberapa dampak bagi Indonesia dan sektor energinya. Salah satu manfaat utamanya adalah peningkatan ketersediaan etanol untuk memproduksi bahan bakar bioetanol. Hal ini akan berkontribusi pada pengurangan ketergantungan Indonesia pada impor bahan bakar fosil dan mendorong penggunaan sumber energi terbarukan. Selain itu, mengakuisisi perusahaan-perusahaan di Brazil akan memberikan Indonesia pasokan etanol dan gula yang stabil, yang merupakan komponen penting untuk produksi biofuel.
Selain itu, akuisisi ini tidak hanya akan menguntungkan sektor energi Indonesia tetapi juga memperkuat hubungan diplomatik dan ekonomi antara Indonesia dan Brazil. Dengan berinvestasi pada perusahaan-perusahaan Brasil, Indonesia dapat memupuk kerja sama dan kolaborasi yang lebih besar di sektor energi, sehingga menghasilkan keuntungan bersama bagi kedua negara. Inisiatif ini sejalan dengan tujuan Indonesia untuk menjadi lebih mandiri dalam produksi energi dan mengurangi jejak karbon.
Di sisi lain, terdapat juga beberapa potensi tantangan dan kelemahan terkait rencana PT Pertamina mengakuisisi perusahaan di Brazil. Salah satu kekhawatirannya adalah kelayakan ekonomi dari akuisisi tersebut, karena melibatkan investasi dan risiko finansial yang signifikan. Selain itu, mungkin ada kendala peraturan dan perbedaan budaya yang perlu diatasi ketika beroperasi di pasar luar negeri seperti Brasil.
Selain itu, akuisisi ini mungkin mendapat tentangan dari kelompok lingkungan hidup dan masyarakat lokal yang khawatir terhadap dampak lingkungan dari produksi biofuel. Produksi etanol dapat menimbulkan dampak negatif seperti penggundulan hutan, polusi air, dan emisi gas rumah kaca jika tidak dikelola secara berkelanjutan. Penting bagi PT Pertamina untuk memastikan bahwa perusahaan yang diakuisisi mematuhi standar dan praktik lingkungan hidup untuk memitigasi risiko ini.
Rencana PT Pertamina (Persero) mengakuisisi perusahaan di Brazil berpotensi memberikan keuntungan bagi Indonesia dalam hal peningkatan ketersediaan etanol untuk produksi biofuel. Langkah ini sejalan dengan tujuan Indonesia untuk mempromosikan sumber energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Namun, terdapat juga tantangan dan risiko terkait akuisisi yang perlu dipertimbangkan dan diatasi secara cermat. Dengan mengelola tantangan-tantangan ini secara efektif, PT Pertamina dapat menavigasi proses akuisisi dengan sukses dan berkontribusi terhadap tujuan ketahanan dan keberlanjutan energi Indonesia.